Halaman

Sabtu, 22 Desember 2012

pemilihan materi pelajaran


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PEMILIHAN MATERI PELAJARAN
1.      Pengertian dan persyaratan materi
Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak di capai.
Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan  pembelajaran secara keseluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan guru merancang     materi   pembelajaran.   Materi   Pembelajaran   pada   hakekatnya  merupakan bagian tidak  terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan  dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran.
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi  pembelajaran (instructional  materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus  dikuasai   peserta didik dalam rangka memenuhi   standar   kompetensi   yang  ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari  keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat   mencapai   sasaran. Sasaran   tersebut   harus   sesuai   dengan   Standar  Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh   peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi  dasar, serta tercapainya indikator. 
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam menetapkan materi pelajaran diantaranya :
·         Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan instruksional.
·         Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan atau perkembangan siswa pada umumnya.
·          Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan.
 Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan (kontinuitas).
·         Materi pelajaran di susun dari hal yang sederhana menuju yang komplek, dari yang mudak menuju yang sulit, dari yang konkret menuju yang abstark. Dengan cara ini siswa akan mudah memahaminya.
·         Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat factual maupun konseptual.

2.      Aspek – Aspek  Materi
            Kalau kita mempelajari lebih dalam mengetahui  materi pelajaran ,maka kita akan dapat melihat adanya berbagai aspek yang antara lain : konsep fakta, proses , nilai keterampilan , bahkan juga terdapat sejumlah masalah-masalah  yang ada kaitannya dengan kehidupan masyarakat.
Istilah – istilah tersebut pada garis besarnya ialah :
1.      Konsep adalah suatu idea tau gagasan atau suatu pengertian yang umum, misalnya meliputi definisi lingkaran,.
2.      Prinsip adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau merupakan suatu petunjuk untuk berbuat / melaksanakan sesuatu ,  meliputi dalil, rumus, postulat, teorema.
3.      Fakta adalah sesuatu  yang telah terjadi atau yang telah dikerjakan/dialami.Mungkin berupa hal , objek atau keadaan.Jadi  bukan sesuatu yang diinginkan  atau pendapat atau   teori.
4.      Proses adalah serangkaian perubahan , gerakan – gerakan perkembangan . Suatu proses dapat terjadi secara sadar tidak disadari. Dapat  juga merupakan cara melaksanakan kegiatan operasional (misalnya di pabrik) atau proses pembuatan tempe, proses perubahan warna pada daun yang kena hama wereng dan sebagainya.
5.      Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan suatu tipe atau model . Umumnya nilai bertalian dengan pengakuan atau kebenaran yang bersifat umum, tentang baik atau buruk.
6.      Keterampilan adalah kemampuan berbuat sesuatu dengan baik. Berbuat dapat berarti secara jasmaniah ( menulis, berbicara dan sebagainya) Biasanya kedua aspek tersebut tidak terlipas satu sama lain.

Aspek – aspek tersebut , perlu menjadi dasar pertimbangan dalam  menentukan bahan pelajaran dan rinciannya.Sesuatu satuan bahasan yang telah ditentukan perlu dianalisis lebih lanjut tentang konsep- konsep apa yang terkandung dalam topic tersebut, prinsip – prinsip apa yang perlu disampaikan dan seterusnya.

3.      Prinsip-Prinsip Penentuan Materi
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
a)      Relevansi artinya kesesuaian.
Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ” Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang sifat-sifat dab bagian dari kubus,balok,prisma dan limas” (materi konsep), bukan menentukan volume dari kubus,balok,prisma dan limas. (materi prosedur).
b)      Konsistensi artinya keajegan.
Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Operasi Aljabar bilangan bentuk akar (Matematika Kelas X semester 1) yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan merasionalkan pecahan bentuk akar.
c)      Adequacy artinya kecukupan.
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).
Adapun dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi Materi Pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:
1. potensi peserta didik;
2. relevansi dengan karakteristik daerah;
3. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
4. kebermanfaatan bagi peserta didik;
5. struktur keilmuan;
6. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8. alokasi waktu.

4.      Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran                  
            Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu , pemilihan materi pelajaran tentu saja harus sejalan dengan ukuran – ukuran (criteria) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi bersangkutan. Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam system instuksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar :
§  Kriteria tujuan istruksional
Suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan instruksional khusus atau tujuan – tujuan tingkah laku. Karena itu, materi tersebut supaya sejalan dengan tujuan – tujuan yang telah dirumuskan.
§  Materi pelajaran supaya terjabar
Perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap TIK telah dirumuskna secara spesifik , dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat keterkaitan yang  erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi pelajaran.
§  Relevan dengan kebutuhan siswa
Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasarkan  potensi yang dimilikinya. Karena berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya.
Karena setiap materi pelajaran yang akan disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa secara bulat dan utuh. Beberapa aspek di antaranya adalah pengetahuan ,sikap, nilai dan keterampilan.
§  Kesesuaian dengan kondisi masyarakat
Siswa dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat yang berguna dan mampu hidup   mandiri. Dalam hal ini, materi pelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi perkembangan mereka menjadi manusia yang mudah menyesuaikan  diri.
§  Materi pelajaran mengandung segi-segi etik
Materi pelajaran yang akan dipilih  hendaknya mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak.Pengetahuan dan keterampilan yang bakal mereka peroleh dari materi pembelajaran yang telah mereka terima di arahkan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai dengan system nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.
§  Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis.
Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topic masalah tertentu. Materi disusun secara berurutan dengan mempertimbangkan factor perkembangan psikologis siswa . Dengan cara ini diharapkan isi materi tersebut akan lebih mudah diserap oleh si siswa dan dapat segera dilihat keberhasilannya.
§  Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat.
Ketiga factor ini perlu diperhatikan dalam memilih materi pelajaran . Buku sumber    yang baku umumnya disusun oleh para ahli dalam bidangnya dan disusun berdasarkan 
GBPP yang berlaku, kendatipun belum tentu lengkap sebagaimana yang diharapkan. Guru yang ahli penting, oleh sebab sumber utama memang adalah guru itu sendiri.  Guru dapat menyimak semua hal yang dianggapnya perlu utuk disajikan kepada para siswa berdasarkan ukuran pribadianya. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas,bahkan dapat dikatakan sebagai materi belajar yang paling besar.
                 
5.      Langkah-Langkah Penentuan Materi Pembelajaran
a)Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum   menentukan   materi   pembelajaran   terlebih   dahulu   perlu   di identifikasi aspek- aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai  peserta didik. Aspek  tersebut perlu ditentukan, karena setiap  standar kompetensi  dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi   dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta  didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.
b)Identifikasi Jenis-Jenis Materi Pembelajaran 
Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkatan aktivitas/ranah  pembelajarannya. Materi  yang sesuai untuk ranah  kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual,seperti pengetahuan, pengertian,dan keterampilan berpikir.
Materi  yang akan  dibelajarkan   perlu  diidentifikasi  secara  tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan,maka guru akan mendapatkan ketepatan dalam   metode   pembelajarannya. Sebab,setiap   jenis   materi   pembelajaran memerlukan strategi, metode,  media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda.
c) Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan  kompetensi
dasar.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang
akan dibelajarkan adalah dengan mengetahui tentang kompetensi dasar yang  harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan  mengetahui apakah materi yang harus kita belajarkan berupa  fakta,konsep,  prinsip,  prosedur, aspek sikap, atau keterampilan motorik.  
contohnya:
Kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi ,menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi. Berarti materi yang diajarkan adalah “konsep”.
d) Memilih Sumber Bahan Ajar
Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan
sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran , internet dan sebagainya.
                          
 Penentuan Cakupan Dan Urutan Penyajian Bahan Ajar
Bahan   ajar   merupakan   informasi,   alat   dan   teks   yang   diperlukan
guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/
instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Penentuan Cakupan Bahan Ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
memperhatikan beberapa aspek berikut 
a) Aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur), aspek afektif, ataukah aspek  psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran   maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut   memerlukan   strategi   dan   media     pembelajaran   yang
berbeda-beda.Selain   memperhatikan   jenis   materi   juga   harus memperhatikan   prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.  
b)Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi     yang   dimasukkan   ke   dalam   suatu   materi pembelajaran. Kedalaman materi   menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus  dipelajari oleh peserta didik.
c)Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran   akan   sangat  membantu     tercapainya   penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan.Cakupan  atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui
apakah materi   yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah
memadai sehingga terjadi   kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai.  
Urutan  Penyajian Bahan  Pembelajaran
Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran.
Tanpa   urutan   yang   tepat,   jika   di   antara   beberapa   materi     pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan
peserta   didik   dalam   mempelajarinya.Misalnya,   materi   operasi   bilangan
penjumlahan,   pengurangan,   perkalian,   dan   pembagian.   Peserta   didik   akan
mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika  materi penjumlahan belum
dipelajari.Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan  pembagian jika
materi perkalian belum dipelajari.
6.      Cara pemilihan materi
Dengan mengacu pada syarat dari  materi pelajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih atau menetapkan materi pelajaran :
a.       Tujuan pengajaran
Materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mengacu pada tujuan – tujuan instruksional yang ingin dicapai.
b.      Pentingnya bahan
Materi yang diberikan hendaknya merupakan bahan yang betul – betul penting , baik dilihat dari tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan berikutnya.
c.       Nilai praktis
Materi yang dipilih hendaknya bermakna bagi para siswa , dalam arti mengandung bilai praktis atau bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
d.      Tingkat perkembangan peserta didik
Kedalaman materi yang dipilih hendaknya ditetapkan dengan memperhitungkan tingkat perkembangan berpikir siswa yang bersangkutan, dalam hal ini biasanya telah dipertimbangkan dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan.
e.       Tata urutan
Materi yang diberikan hendaknya ditata dalam urutan yang memudahkan dipelajarinya keseluruhan materi oleh peserta didik atau siswa.

B.     PENGALAMAN BELAJAR MATEMATIKA

1.      Pengertian pengalaman belajar
Pengertian pengalaman belajar menurut Tyler (1973:63) adalah sebagai berikut.
Learning experience is not the same as the content with which a course deals nor the activities performed by the teacher. The term learning experience refers to the interaction between the learner and the external conditions in the environment to which he can react. Learning takes place through the active behaviour of the student; it is what he does that he learns, not what teacher does.(Pengalaman belajar tidak sama dengan konten materi pembelajaran atau kegiatan yang dilakukan oleh guru. Istilah pengalaman belajar mengacu kepada interaksi antara pebelajar dengan kondisi eksternal di lingkungan yang ia reaksi. Belajar melalui perilaku aktif siswa; yaitu apa yang ia lakukan saat ia belajar, bukan apa yang dilakukan oleh guru).
Caswel dan Campbell (dalam Sukmadinata, 2007: 4) mengatakan bahwa “kurikulum... to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers (kurikulum tersusun atas semua pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa dibawah bimbingan guru)”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa: 1) pengalaman belajar pengalaman mengacu kepada interaksi pebelajar dengan kondisi eksternalnya, bukan konten pelajaran, 2) pengalaman belajar mengacu kepada belajar melaui perilaku aktif siswa, 3) belajar akan dimiliki oleh siswa setelah dia mengikuti kegiatan belajar-mengajar tertentu, 4) pengalaman belajar itu merupakan hasil yang diperoleh siswa, 5) adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh guru dalam usahanya untuk membimbing siswa agar memiliki pengalaman belajar tertentu.
Dalam kaitan ini tentu guru pun ingin mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai pengalaman belajar yang ditentukan dan seberapa besar efektivitas bimbingan yang telah diberikan kepada siswa. Dalam konteks inilah evaluasi pengalaman belajar menjadi sangat penting karena evaluasi pengalaman belajar merupakan proses pengumpulan dan penginterpretasian informasi atau data yang dilakukan secara kontinyu dan sistematis untuk menentukan tingkat pencapaian hasil belajar siswa.
Hamalik, O (2004:49) Mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Pengalaman (belajar) adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat pendidikan, yang merupakan satu kesatuan disekitar tujuan murid, pengalaman pendidikan bersifat kontinu dan interaktif membantu integrasi pribadi murid.
2.      Ide Umum Tentang Pengalaman Belajar
Belajar adalah perubahan perilaku sebagai fungsi pengalaman, dimana didalamnya mencakup perubahan-perubahan afektif, motorik, dan kognitif yang tidak dihasilkan oleh sebab-sebab lain. Albert Bandura (1969) menjelaskan sistem pengendalian perilaku belajar adalah perubahan perilaku sebagai fungsi pengalaman.
Beberapa ide umum tentang pengalaman belajar :
1.    Keterlibatan dalam pengalaman belajar merupakan pengaruh yang amat penting terhadap pembelajaran.
2.    Suasana yang bebas dan penuh kepercayaan akan menunjang kehendak peserta didik untuk mau melakukan tugas sekalipun mengundang risiko.
3.    Pengaruh strategi yang mendalam dapat dipergunakan namun sangat tergantung pada beberapa aspek, misalnya usia, kematangan, kepercayaan, dan penghargaan terhadap orang lain. Dan kebahagiaan guru juga tergantung pada latihan-latihan yang diberikan untuk megendalikan atau menguasai aspek tersebut.
4.    Beberapa teknis yang disajikan cenderung untuk memberikan beberapa gagasan atau ide mengenai bagaimana pengajar dapat melibatkan peserta didik secara emosional.
5.    Terdapat banyak sekali pengaruh-pengaruh yang dapat dipelajari sebaik mungkin dengan melalui beberapa model yaitu pengajar atau guru yang dalam berbagai hal menyatukan pengaruh, sedangkan para peserta didik berusaha mencoba menurunnya.


5 komentar: