BAB II
PEMBAHASAN
A.
PEMILIHAN
MATERI PELAJARAN
1.
Pengertian
dan persyaratan materi
Materi
pembelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru.
Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
“dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti
berdasarkan tujuan yang hendak di capai.
Salah
satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan adalah kemampuan
dan keberhasilan guru merancang materi
pembelajaran. Materi Pembelajaran
pada hakekatnya merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan
proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran.
Secara
garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional
materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam
rangka memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan. Materi pembelajaran
menempati posisi yang sangat penting dari
keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan
pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran
tersebut harus sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang
ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar
menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator.
Ada beberapa
hal yang harus di perhatikan dalam menetapkan materi pelajaran diantaranya :
·
Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang
tercapainya tujuan instruksional.
·
Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat
pendidikan atau perkembangan siswa pada umumnya.
·
Menetapkan
materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan.
Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan (kontinuitas).
Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan (kontinuitas).
·
Materi pelajaran di susun dari hal yang sederhana
menuju yang komplek, dari yang mudak menuju yang sulit, dari yang konkret
menuju yang abstark. Dengan cara ini siswa akan mudah memahaminya.
·
Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang
bersifat factual maupun konseptual.
2. Aspek – Aspek Materi
Kalau
kita mempelajari lebih dalam mengetahui
materi pelajaran ,maka kita akan dapat melihat adanya berbagai aspek
yang antara lain : konsep fakta, proses , nilai keterampilan , bahkan juga
terdapat sejumlah masalah-masalah yang
ada kaitannya dengan kehidupan masyarakat.
Istilah – istilah tersebut pada garis
besarnya ialah :
1.
Konsep adalah suatu idea tau gagasan
atau suatu pengertian yang umum, misalnya meliputi definisi lingkaran,.
2.
Prinsip adalah suatu kebenaran dasar
sebagai titik tolak untuk berpikir atau merupakan suatu petunjuk untuk berbuat
/ melaksanakan sesuatu , meliputi dalil, rumus, postulat, teorema.
3.
Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau yang telah
dikerjakan/dialami.Mungkin berupa hal , objek atau keadaan.Jadi bukan sesuatu yang diinginkan atau pendapat atau teori.
4.
Proses adalah serangkaian perubahan ,
gerakan – gerakan perkembangan . Suatu proses dapat terjadi secara sadar tidak
disadari. Dapat juga merupakan cara
melaksanakan kegiatan operasional (misalnya di pabrik) atau proses pembuatan
tempe, proses perubahan warna pada daun yang kena hama wereng dan sebagainya.
5.
Nilai adalah suatu pola, ukuran atau
merupakan suatu tipe atau model . Umumnya nilai bertalian dengan pengakuan atau
kebenaran yang bersifat umum, tentang baik atau buruk.
6.
Keterampilan adalah kemampuan berbuat
sesuatu dengan baik. Berbuat dapat berarti secara jasmaniah ( menulis,
berbicara dan sebagainya) Biasanya kedua aspek tersebut tidak terlipas satu
sama lain.
Aspek – aspek tersebut
, perlu menjadi dasar pertimbangan dalam
menentukan bahan pelajaran dan rinciannya.Sesuatu satuan bahasan yang
telah ditentukan perlu dianalisis lebih lanjut tentang konsep- konsep apa yang
terkandung dalam topic tersebut, prinsip – prinsip apa yang perlu disampaikan
dan seterusnya.
3. Prinsip-Prinsip Penentuan Materi
Prinsip-prinsip
yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian
(relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
a)
Relevansi artinya kesesuaian.
Materi pembelajaran
hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian
kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa
menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta,
bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi
dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ” Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan
limas serta bagian-bagiannya maka
pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang sifat-sifat
dab bagian dari kubus,balok,prisma dan limas” (materi konsep), bukan menentukan
volume dari kubus,balok,prisma dan limas. (materi prosedur).
b)
Konsistensi artinya keajegan.
Jika kompetensi dasar
yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus
diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik adalah Operasi Aljabar bilangan bentuk akar (Matematika
Kelas X semester 1) yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian,
maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan merasionalkan pecahan bentuk akar.
c)
Adequacy artinya kecukupan.
Materi yang diajarkan
hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar
yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu
banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan
mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian
keseluruhan SK dan KD).
Adapun dalam
pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi Materi
Pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:
1. potensi peserta didik;
1. potensi peserta didik;
2. relevansi dengan karakteristik
daerah;
3. tingkat perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
4. kebermanfaatan bagi peserta didik;
5. struktur keilmuan;
6. aktualitas, kedalaman, dan keluasan
materi pembelajaran;
7. relevansi dengan kebutuhan peserta
didik dan tuntutan lingkungan; dan
8. alokasi waktu.
4.
Kriteria
Pemilihan Materi Pelajaran
Materi pelajaran berada
dalam ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu , pemilihan materi pelajaran tentu
saja harus sejalan dengan ukuran – ukuran (criteria) yang digunakan untuk
memilih isi kurikulum bidang studi bersangkutan. Kriteria pemilihan materi
pelajaran yang akan dikembangkan dalam system instuksional dan yang mendasari
penentuan strategi belajar mengajar :
§ Kriteria
tujuan istruksional
Suatu
materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan instruksional
khusus atau tujuan – tujuan tingkah laku. Karena itu, materi tersebut supaya
sejalan dengan tujuan – tujuan yang telah dirumuskan.
§ Materi
pelajaran supaya terjabar
Perincian
materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap TIK telah dirumuskna
secara spesifik , dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat keterkaitan
yang erat antara spesifikasi tujuan dan
spesifikasi materi pelajaran.
§ Relevan
dengan kebutuhan siswa
Kebutuhan
siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya. Karena berkembang
berdasarkan potensi yang dimilikinya.
Karena
setiap materi pelajaran yang akan disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk
mengembangkan pribadi siswa secara bulat dan utuh. Beberapa aspek di antaranya
adalah pengetahuan ,sikap, nilai dan keterampilan.
§ Kesesuaian
dengan kondisi masyarakat
Siswa
dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat yang berguna dan mampu hidup mandiri. Dalam hal ini, materi pelajaran
yang dipilih hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif
yang bermakna bagi perkembangan mereka menjadi manusia yang mudah
menyesuaikan diri.
§ Materi
pelajaran mengandung segi-segi etik
Materi
pelajaran yang akan dipilih hendaknya
mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak.Pengetahuan dan
keterampilan yang bakal mereka peroleh dari materi pembelajaran yang telah
mereka terima di arahkan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik
sesuai dengan system nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.
§ Materi
pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis.
Setiap
materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya
dan terpusat pada satu topic masalah tertentu. Materi disusun secara berurutan
dengan mempertimbangkan factor perkembangan psikologis siswa . Dengan cara ini
diharapkan isi materi tersebut akan lebih mudah diserap oleh si siswa dan dapat
segera dilihat keberhasilannya.
§ Materi
pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan
masyarakat.
Ketiga factor
ini perlu diperhatikan dalam memilih materi pelajaran . Buku sumber yang baku umumnya disusun oleh para ahli
dalam bidangnya dan disusun berdasarkan
GBPP
yang berlaku, kendatipun belum tentu lengkap sebagaimana yang diharapkan. Guru
yang ahli penting, oleh sebab sumber utama memang adalah guru itu sendiri. Guru dapat menyimak semua hal yang
dianggapnya perlu utuk disajikan kepada para siswa berdasarkan ukuran
pribadianya. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas,bahkan dapat dikatakan
sebagai materi belajar yang paling besar.
5.
Langkah-Langkah
Penentuan Materi Pembelajaran
a)Identifikasi
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum
menentukan materi pembelajaran
terlebih dahulu perlu di identifikasi
aspek- aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu
ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi
yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.
b)Identifikasi
Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Identifikasi
dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkatan
aktivitas/ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek
intelektual,seperti pengetahuan, pengertian,dan keterampilan berpikir.
Materi
yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi
secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu,
dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan,maka guru
akan mendapatkan ketepatan dalam metode
pembelajarannya. Sebab,setiap jenis materi
pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan sistem evaluasi yang
berbeda-beda.
c)
Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
dasar.
Cara
yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang
akan dibelajarkan adalah dengan mengetahui tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita belajarkan berupa fakta,konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau keterampilan motorik.
akan dibelajarkan adalah dengan mengetahui tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita belajarkan berupa fakta,konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau keterampilan motorik.
contohnya:
Kompetensi
dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa kemampuan untuk menyatakan suatu
definisi ,menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan
beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi. Berarti materi yang
diajarkan adalah “konsep”.
d)
Memilih Sumber Bahan Ajar
Setelah
jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan
sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran , internet dan sebagainya.
sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran , internet dan sebagainya.
Penentuan Cakupan Dan Urutan Penyajian Bahan Ajar
Bahan
ajar merupakan informasi, alat
dan teks yang diperlukan
guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/
instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/
instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Penentuan Cakupan Bahan Ajar
Dalam
menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
memperhatikan beberapa aspek berikut
memperhatikan beberapa aspek berikut
a)
Aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur), aspek afektif, ataukah
aspek psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses
pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi
tersebut memerlukan strategi
dan media pembelajaran yang
berbeda-beda.Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
berbeda-beda.Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
b)Keluasan
cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi
yang dimasukkan ke dalam
suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi menyangkut
rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari
oleh peserta didik.
c)Kecukupan
(adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya
cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran
akan sangat membantu
tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah
ditentukan.Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk
mengetahui
apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah
memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai.
apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah
memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai.
Urutan Penyajian Bahan
Pembelajaran
Urutan
penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran.
Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan
peserta didik dalam mempelajarinya.Misalnya, materi operasi bilangan
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan
mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum
dipelajari.Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika
materi perkalian belum dipelajari.
Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan
peserta didik dalam mempelajarinya.Misalnya, materi operasi bilangan
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan
mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum
dipelajari.Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika
materi perkalian belum dipelajari.
6.
Cara
pemilihan materi
Dengan
mengacu pada syarat dari materi
pelajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih atau
menetapkan materi pelajaran :
a. Tujuan
pengajaran
Materi pelajaran
hendaknya ditetapkan dengan mengacu pada tujuan – tujuan instruksional yang
ingin dicapai.
b. Pentingnya
bahan
Materi yang diberikan
hendaknya merupakan bahan yang betul – betul penting , baik dilihat dari tujuan
yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan berikutnya.
c. Nilai
praktis
Materi yang dipilih
hendaknya bermakna bagi para siswa , dalam arti mengandung bilai praktis atau
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat
perkembangan peserta didik
Kedalaman materi yang
dipilih hendaknya ditetapkan dengan memperhitungkan tingkat perkembangan
berpikir siswa yang bersangkutan, dalam hal ini biasanya telah dipertimbangkan
dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan.
e. Tata
urutan
Materi yang diberikan
hendaknya ditata dalam urutan yang memudahkan dipelajarinya keseluruhan materi
oleh peserta didik atau siswa.
B.
PENGALAMAN
BELAJAR MATEMATIKA
1.
Pengertian
pengalaman belajar
Pengertian
pengalaman belajar menurut Tyler (1973:63) adalah sebagai berikut.
Learning experience is not the same as the content with which a course deals nor the activities performed by the teacher. The term learning experience refers to the interaction between the learner and the external conditions in the environment to which he can react. Learning takes place through the active behaviour of the student; it is what he does that he learns, not what teacher does.(Pengalaman belajar tidak sama dengan konten materi pembelajaran atau kegiatan yang dilakukan oleh guru. Istilah pengalaman belajar mengacu kepada interaksi antara pebelajar dengan kondisi eksternal di lingkungan yang ia reaksi. Belajar melalui perilaku aktif siswa; yaitu apa yang ia lakukan saat ia belajar, bukan apa yang dilakukan oleh guru).
Learning experience is not the same as the content with which a course deals nor the activities performed by the teacher. The term learning experience refers to the interaction between the learner and the external conditions in the environment to which he can react. Learning takes place through the active behaviour of the student; it is what he does that he learns, not what teacher does.(Pengalaman belajar tidak sama dengan konten materi pembelajaran atau kegiatan yang dilakukan oleh guru. Istilah pengalaman belajar mengacu kepada interaksi antara pebelajar dengan kondisi eksternal di lingkungan yang ia reaksi. Belajar melalui perilaku aktif siswa; yaitu apa yang ia lakukan saat ia belajar, bukan apa yang dilakukan oleh guru).
Caswel
dan Campbell (dalam Sukmadinata, 2007: 4) mengatakan bahwa “kurikulum... to be composed of all the
experiences children have under the guidance of teachers (kurikulum
tersusun atas semua pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa dibawah bimbingan
guru)”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa: 1) pengalaman
belajar pengalaman mengacu kepada interaksi pebelajar dengan kondisi
eksternalnya, bukan konten pelajaran, 2) pengalaman belajar mengacu kepada
belajar melaui perilaku aktif siswa, 3) belajar akan dimiliki oleh siswa
setelah dia mengikuti kegiatan belajar-mengajar tertentu, 4) pengalaman belajar
itu merupakan hasil yang diperoleh siswa, 5) adanya berbagai upaya yang
dilakukan oleh guru dalam usahanya untuk membimbing siswa agar memiliki
pengalaman belajar tertentu.
Dalam
kaitan ini tentu guru pun ingin mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai
pengalaman belajar yang ditentukan dan seberapa besar efektivitas bimbingan
yang telah diberikan kepada siswa. Dalam konteks inilah evaluasi pengalaman
belajar menjadi sangat penting karena evaluasi pengalaman belajar merupakan
proses pengumpulan dan penginterpretasian informasi atau data yang dilakukan
secara kontinyu dan sistematis untuk menentukan tingkat pencapaian hasil
belajar siswa.
Hamalik,
O (2004:49) Mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang
dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar sesuai dengan tujuan
pendidikan yang ditetapkan.
Pengalaman (belajar) adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat pendidikan, yang merupakan satu kesatuan disekitar tujuan murid, pengalaman pendidikan bersifat kontinu dan interaktif membantu integrasi pribadi murid.
Pengalaman (belajar) adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat pendidikan, yang merupakan satu kesatuan disekitar tujuan murid, pengalaman pendidikan bersifat kontinu dan interaktif membantu integrasi pribadi murid.
2. Ide
Umum Tentang Pengalaman Belajar
Belajar
adalah perubahan perilaku sebagai fungsi pengalaman, dimana didalamnya mencakup
perubahan-perubahan afektif, motorik, dan kognitif yang tidak dihasilkan oleh
sebab-sebab lain. Albert Bandura (1969) menjelaskan sistem pengendalian
perilaku belajar adalah perubahan perilaku sebagai fungsi pengalaman.
Beberapa ide umum tentang pengalaman belajar :
1. Keterlibatan
dalam pengalaman belajar merupakan pengaruh yang amat penting terhadap
pembelajaran.
2. Suasana
yang bebas dan penuh kepercayaan akan menunjang kehendak peserta didik untuk
mau melakukan tugas sekalipun mengundang risiko.
3. Pengaruh
strategi yang mendalam dapat dipergunakan namun sangat tergantung pada beberapa
aspek, misalnya usia, kematangan, kepercayaan, dan penghargaan terhadap orang
lain. Dan kebahagiaan guru juga tergantung pada latihan-latihan yang diberikan
untuk megendalikan atau menguasai aspek tersebut.
4. Beberapa
teknis yang disajikan cenderung untuk memberikan beberapa gagasan atau ide
mengenai bagaimana pengajar dapat melibatkan peserta didik secara emosional.
5. Terdapat
banyak sekali pengaruh-pengaruh yang dapat dipelajari sebaik mungkin dengan
melalui beberapa model yaitu pengajar atau guru yang dalam berbagai hal
menyatukan pengaruh, sedangkan para peserta didik berusaha mencoba menurunnya.
terimakasih
BalasHapusThanks ya artikelnya sangat membantu..
BalasHapusThanks ya artikelnya sangat membantu..
BalasHapusTerimakasih atas penjelasannya.. Sangat bagus
BalasHapusMara Pelajaran
Terimakasih
BalasHapus